Dalam perayaan ini ada beberapa
moment penting yang sering kita dengar di tiap tahunnya. Namun kita tak pernah
bosan untuk mendengarkannya. Yakni sejarah bukti kekuatan iman Nabi Ibrohim AS
yang mendapatkan ujian sangat besar dari Allah. Pada hari itulah keimanannya
benar-benar di uji. Bagaimana tidak berat, beliau yang pernah bernadzar bahwa
jika anaknya lahir akan mengorbankan anaknya demi Allah. Setelah anaknya lahir
beliau diingiatkan nadzarnya tersebut dalam mimpinya selama 8 hari
berturut-turut. Pada awalnya beliau masih ragu, namun setelah mimpi itu tetap
hadir maka pada hari ke 9 beliau memantapkan isi dari mimpi itu. Dan keesokan
harinya, beliau berkata pada istrinya Saro “ wahai istriku, tolong pakaikan
anakku Ismail denngan Pakaian yang sanngat bagus dan baru. Aku ingin
mengajaknya rekreasi “ tanpa pikir panjang dan curiga sang istripun segera
memakaikan pakaian yang diminta sang Nabi. Setelah itu beliau bersama Nabi
Ismail berangkat entah kemana. Setelah itu datanglah setan membisiki istri Nabi
Ibrahim.
“ apakah engkau tahu kemana suami dan anakmu
pergi? Tuturnya.
Saro pun menjawab “ beliau ingin
mengajak anaknya rekreasi”
setan itu berbisik lagi “bagaimana
mungkin suamimu ingin rekreasi sambil membawa seutas tampar dan parang, suamimu
pergi untuk membunuh anakmu”
mendengar ucapan itu Saro berkata
“ atas dasar apa beliau membunuh anakku?”
dengan semangatnya setan itu
berkata “ ia membunuh anakmu karena perintah dari Allah SWT”
dengan penuh semangat dan tanpa
kesedihan saro menjawab “ kalaupun memang Allah yang memerintahkan. Jangankan
anakku, nyawakupun aku relah jika memang Alloh yang yang memerintah” sambil
melempar setan itu dengan bebatuan.
Karena merasa gagal membujuk
istri Nabi Ibrahim, akhirnya setan itu nyerah dan mencoba menggoda nabi Ismail
“ Ismail, apakah engkau tahu engkau akan pergi kemana?”
“aku tidak tahu mau pergi kemana.
Yang aku tahu ayahku mengajakku pergi untuk rekreasi” tutu Nabi Isail.
“sesungguhnya ayahmu mengajakmu
hanya utnuk membunuhmu karena perintah Allah, lihatlah apa yang ayahmu bawa?”
Ismail tak sedih mendengar
jawaban itu dan berkata “ jika memang Allah yang memerintahkan aku siap untuk
dibunuh oleh ayahku” dan dilemparlah batu setan itu oleh Nabi Ismail AS.
Merasa gagal lagi, setan itu
tidak pantang menyerah. Dan terakhir ia menggona Nabi Ibrohim AS. “ wahai
Ibrohim, apakah engkau tega membunuh anakmu yang masih lucu itu? Anakmu adalah
penerusmu kelak”. “aku tidak akan membunuh anakku jika bukan karena perintah
Allah SWT. Jangankan anakku, akupun rela membunuh nyawaku sendiri demi
menjalankan perintahNya”. Tutur nabi Ibrohim AS. Dan dilemparlah setan itu
dengan batu dan akhirnya setan itu tidak bisa menaklukkan keluarga Nabi Ibrohim
AS.
Setelah sampai disuatu tempat
kemudian Nabi Ibrahim berkata pada anaknya “ wahai anakku. Aku mengajakmu pergi
karena aku akan membunuhmu. Nabi Ismail menjaawab “lakukanlah wahai ayahku. Aku
relakan nyawaku demi menjalankan perintah Allah SWT. Namun sebelum aku dibunuh,
aku punya 3 permintaan”. Katakanlah wahai anakku “pertama lepskanlah pakaianku
dan berikan pakaianku kepada ibu. Agar jika suatu saat merindukan aku beliau
bisa melihat pakaianku. Kedua tengkurapkanlah aku jika ayah akan menggorokku.
Agar ayah tidak melihat wajahku disaat ayah menggorokkan pedangnya ke aku. Dan
yang terakhir biarkanlah kaki dan tanganku tidak diikat dengan tampar. Agar
tahu keikhlasanku kepada Allah”. Setelah semua permintaan di penuhi, mulailah
Nabi menggorok lehernya dengan pedangnya, namun pedang itu tak mapu menggorok
leher Nabi Ismail sampai ketiga kalinya dan akhirnya beliah marah dan
menghantamkan pedangnya ke sebuah batu besar dan alhasil batu itu hancur
berserakan. Dan setelah itu dicoba lagi digorokkannya pedang itu ke leher Nabi
Ismail dan ternyata bukanlah Nabi Ismail yang digorok, melainkan seekor domba
putih yang dulu diqorbankan oleh putra Nabi Adam AS yakni Habil.